Monday, March 31, 2014

Mitos-mitos Seputar Master Burung Lovebird

Master burung kicau, khususnya burung lovebird, merupakan salah satu upaya yang dilakuin para hobiis demi meningkatkan performa suara burung. Di samping, menambah koleksi variasi irama lagu dan suara tambahan di dalam memori burung. Sehingga, burung lebih gacor dan membuat lawan jatuh mental.

Dalam dunia burung kicau, ada dua macam metode umum yang dikenal, yakni metode master alami dan metode master rekaman. Namun begitu, ada beberapa mitos keliru terkait upaya pemasteran ini.

Mau tahu apa mitos-mitos tersebut? Lanjutkan baca artikel ini sampai tuntas.

Burung yang hendak dimaster harus melihat burung masternya

Maksud dari mitos ini sih, dengan melakukan hal ini, burung love bird yang hendak dimaster bakal meniru gaya bunyi serta cara burung master membuka mulut. Padahal pada kenyataannya, proses pemasteran tetap bisa berjalan dengan baik, tanpa burung yang dimaster perlu melihat burung master.

Hobiis berpengalaman juga tidak melakukan hal ini. Dalam proses pemasteran, mereka malah menutup (keredong) sangkar burung. Tujuannya ya supaya burung yang dimaster tidak melihat burung master atau tidak tahu dari mana sumber kicauan.

Pemasteran kudu menunggu burung yang dimaster mabung (ganti bulu)

Sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya mitos. Ada benarnya juga. Tapi, aslinya proses pemasteran juga tidak mesti menunggu burung yang dimaster mabung. Sebab, burung belum mabung pun tetap bisa berkicau. Bahkan, dalam kondisi fit sekalipun proses pemasteran tetap bisa dilakukan.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...